Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Yang luput dari perhatian: Kesejahteraan hewan

Kita sudah banyak membicarakan tentang usaha-usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat (manusia), namun kita sering lupa bahwa makhluk hidup lain, khususnya hewan/binatang), juga memiliki hak untuk hidup sejahtera. Artikel berikut diambil dari brosur yang dikeluarkan oleh Ditjennak (kini Ditjennakkeswan) terbitan tahun 2006 berjudul: "Kesejahteraan Hewan" dengan beberapa suntingan, semoga pembaca dapat memetik manfaatnya (Bhr). Pendahuluan: Kesejahteraan hewan (Animal Welfare) tidak terlepas dari usaha atau upaya manusia untuk dapat memelihara hewan meliputi kelestarian hidupnya disertai dengan memberikan perlindungan yang wajar.

Peran dan Posisi DRH di Indonesia dan Dunia

Sebagai insan yang bergerak dalam dunia veteriner, ada baiknya kita menyimak sebuah opini yang dikembangkan dari tulisan pada website Dunia Veteriner tentang peranan seorang Dokter Hewan (Drh) baik didalam maupun di luar negeri sejak jaman Belanda hingga masa reformasi bergulir (Bhr). Permasalahan penyakit hewan yang dapat menular kemanusia (zoonosis) seperti flu burung, rabies, anthrax, tuberculosis dan masih banyak lagi yang lainnya sudah seyogianya harus menjadi prioritas bersama untuk segera dicegah dan ditanggulangi. Oleh sebab itu, peran dan posisi seorang Drh di era globalisasi ini tidak hanya dituntut untuk menangani masalah kesehatan hewan semata, tetapi bertanggung jawab juga untuk menjaga kesehatan masyarakat melalui berbagai pembangunan di bidang ketahanan pangan, jaminan keamanan pangan dan sebagai penyangga daya saing bangsa. Bahkan faktor lingkungan juga menjadi tanggung jawab seorang Drh, terutama dalam perlindungan plasma nutfah dan pelestarian lingkungan yang bermuar

Potensi Besar tapi Tidak Dioptimalkan - KOMPAS.com

Potensi Besar tapi Tidak Dioptimalkan - KOMPAS.com JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi ketersediaan bahan baku biogas di Tanah Air sangat besar. Namun demikian, energi alternatif itu masih belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal biogas dapat mendukung kebutuhan energi bagi industri rumah tangga dan usaha kecil menengah (UKM). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, pengembangan biogas sangat prospektif mengingat besarnya populasi hewan ternak dan agrikultur. Pada tahun 2009, Indonesia memiliki 13 juta ekor sapi perah dan sapi potong, serta 28 juta ekor kambing, domba, kerbau. Menurut pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Vince Gowan, bisnis pengembangan biogas prospektif. "Apalagi Indonesia memiliki banyak daerah potensial sebagai sumber biogas, terutama sentra-sentra peternakan sapi potong dan sapi perah," katanya di sela seminar mengenai biogas, Senin (21/2/2011) di Jakarta. Nilai investasi biogas mencapai Rp 10 juta per unit. Targetnya, ada satu j