Langsung ke konten utama

Peran dan Posisi DRH di Indonesia dan Dunia


Sebagai insan yang bergerak dalam dunia veteriner, ada baiknya kita menyimak sebuah opini yang dikembangkan dari tulisan pada website Dunia Veteriner tentang peranan seorang Dokter Hewan (Drh) baik didalam maupun di luar negeri sejak jaman Belanda hingga masa reformasi bergulir (Bhr). Permasalahan penyakit hewan yang dapat menular kemanusia (zoonosis) seperti flu burung, rabies, anthrax, tuberculosis dan masih banyak lagi yang lainnya sudah seyogianya harus menjadi prioritas bersama untuk segera dicegah dan ditanggulangi. Oleh sebab itu, peran dan posisi seorang Drh di era globalisasi ini tidak hanya dituntut untuk menangani masalah kesehatan hewan semata, tetapi bertanggung jawab juga untuk menjaga kesehatan masyarakat melalui berbagai pembangunan di bidang ketahanan pangan, jaminan keamanan pangan dan sebagai penyangga daya saing bangsa. Bahkan faktor lingkungan juga menjadi tanggung jawab seorang Drh, terutama dalam perlindungan plasma nutfah dan pelestarian lingkungan yang bermuara dalam pencegahan dampak pemanasan global (impact of global warming).

Namun demikian, kompetensi Drh di Indonesia masih belum diakui secara menyeluruh di dunia ini, bahkan kompetensi mereka baru dapat diterima sebagai Dokter Hewan di negara Malaysia dan beberapa negara Asia Tenggara saja. Sedangkan di negara maju lain baru mengkategorikan Drh asal Indonesia sebagai teknisi, tetapi untuk riset/ peneliti, sementara lulusan Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia diakui kelayakannya di seluruh dunia dengan catatan dapat menguasai bahasa asing. Salah satu kelemahan pendidikan kedokteran hewan di Indonesia adalah belum adanya akreditasi dan standardisasi secara regional maupun internasional.

Posisi Dokter Hewan di Negara Maju
Di negara maju, kedudukan profesi veteriner lebih mengakomodasi kepentingan profesi veteriner secara utuh karena semua perangkat peraturan mengenai bidang veteriner diatur dengan jelas. Profesi veteriner benar-benar ditempatkan secara proporsional dan sudah ada sistem yang baku dalam penjenjangan bagi setiap stakeholders medis veteriner. Perbandingan dengan kedudukan profesi veteriner di Indonesia adalah profesi ini diletakkan pada tempat yang tidak proporsional, seringkali kewenangan profesi veteriner diperankan oleh profesi lain atau yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, disertai dengan ketidaktegasan pengaturan kewenangan profesi ini oleh pemerintah.

Perbandingan Peran dan Posisi Profesi Veteriner di Indonesia
1. Pada Zaman Pendudukan Belanda
Peran seorang Drh pada masa penjajahan Belanda hanya digunakan untuk memenuhi kepentingan pemerintah Belanda. Mereka hanya bertugas memelihara kesehatan ternak kuda untuk pasukan militer dan memelihara kesehatan ternak sapi sebagai sumber tenaga dan air susu yang juga untuk kepentingan Belanda.

2. Pada Zaman Kemerdekaan
Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia, prioritas ditekankan pada peningkatan bahan pangan termasuk komoditi peternakan. Dilakukan pembangunan Taman-Taman Ternak dalam rangka Program Rencana Kemakmuran Indonesia (RKI), sebagai sumber pembibitan ternak di daerah. Sasaran program diarahkan kepada pemenuhan bahan makanan yang cukup jumlah maupun kualitas gizi. Sehingga fungsi seorang Drh pada awal kemerdekaan Indonesia hanya untuk memajukan peternakan di Indonesia untuk memenuhi kecukupan kualitas dan kuantitas gizi pangan asal ternak bagi masyarakat Indonesia saat itu.

3. Pada Zaman Orde Baru
Pada masa Orde Baru, lahir Undang-Undang No.6 tahun 1967 tentang Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan yang lebih menitikberatkan pembangunan di sektor produksi peternakan, sehingga pada pelaksanaan di lapangan sulit membedakan peran dan fungsi antara seorang Drh dengan seorang Sarjana Peternakan.

4. Pada Zaman Reformasi
Pada era reformasi, ternyata tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan terhadap profesi seorang Drh karena dianggap bukan merupakan salah satu profesi yang penting dan dibutuhkan. Profesi Drh baru terangkat dan disadari sebagai suatu profesi yang dibutuhkan yaitu setelah terjadinya wabah Flu Burung (zoonosis) baik pada manusia maupun pada hewan. Akan tetapi, di saat masyarakat mulai menyadari tentang pentingnya profesi seorang Drh, sudah terlanjur terjadi tumpang tindih peraturan yang mengatur kewenangan dan fungsi Dokter Hewan di Indonesia. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan Dokter Hewan dalam menangani kasus zoonosis dan masalah kesehatan hewan lainnya terkait dengan terbatasnya kewenangan dan pengaturan fungsi Dokter Hewan yang tidak tegas. Kalau kondisinya masih terus seperti ini, lalu akan seperti apa nasib, peran dan fungsi Drh itu??



Sumber: Peran dan Posisi DRH di Indonesia dan Dunia

Komentar

Anonim mengatakan…
Grеаt dеlіverу. Sound аrguments.
Keеp up the greаt spirit.
Also visit my blog post : www.vapornine.com
Blogger mengatakan…
Do you realize there's a 12 word sentence you can tell your crush... that will trigger deep emotions of love and instinctual appeal to you buried inside his chest?

Because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, please and guard you with his entire heart...

12 Words Will Fuel A Man's Love Instinct

This impulse is so built-in to a man's mind that it will drive him to work harder than ever before to take care of you.

In fact, triggering this dominant impulse is so essential to achieving the best possible relationship with your man that the second you send your man one of the "Secret Signals"...

...You will immediately notice him open his mind and soul for you in such a way he haven't experienced before and he'll distinguish you as the only woman in the universe who has ever truly understood him.

Postingan populer dari blog ini

Pericarditis Traumatica pada Sapi

Distensi vena jugularis dan udema regio dada Pericarditis merupakan peradangan pericardium disertai dengan akumulasi produk radang berupa serosa atau fibrinosa. Pericarditis pada sapi umumnya diakibatkan oleh adanya benda asing pada retikulum kemudian menembus dinding retikulum, diafragma dan kantong pericardium. Gejala utama pericarditis adalah tachycardia, suara jantung meredup dan tidak sinkron, distensi vena jugularis dan submandibularis, udema pada dada dan ventral abdomen. Tes glutaraldehyde merupakan alat diagnosis penting karena menunjukkan positif pada >90% sapi penderita pericarditis. Temuan tes laboratorium yaitu leukocytosis dan hyperfibrinogenaemia (menunjukkan peradangan), peningkatan aktivitas enzim hati (kongesti pada hati). 

HERNIA ABDOMINALIS PADA KUCING

Gambar 1. Hernia abdominalis kucing dan luka post-operasi.   Tujuan studi ini adalah memaparkan kasus bedah pada hewan kecil. Seekor kucing domestik dengan anamnesa terdapat luka dan penonjolan pada abdomen ventral mesogastrikus, dengan bobot badan 2,5 kg, suhu tubuh 38,8ºC, frekuensi nafas 32x/menit, frekuensi nadi 96x/menit. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan bahwa penonjolan abdomen bagian ventral mesogastrikus terdapat cincin hernia. Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan hematologi, dan berdasarkan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan hematologi kucing ini didiagnosa menderita hernia abdominalis dengan prognosa fausta. Terapi yang diberikan untuk kasus ini adalah teknik bedah dengan laparotomi medianus, dan setelah dilakukan penyayatan di abdomen, diperoleh cincin hernia berukuran kurang lebih 1,5 cm. Penutupan cincin hernia dengan teknik operasi laparotomi merupakan cara yang tepat untuk menangani kasus ini karena dapat dimungkinkan cincin hernia semakin membesar. Kata

Anatomi Uterus Kuda

Pemahaman mengenai anatomi normal saluran reproduksi kuda betina sangat penting untuk mampu membedakan antara kondisi normal dan penyakit reproduksi. Tampilan morfologi dari bagian caudal saluran reproduksi dan kondisi normal perineum sangat penting untuk menjaga fertilitas kuda. Distorsi umum dari anatomi normal  dapat  menyebabkan adanya udara di dalam vagina sehingga memungkinkan bakteri dapat mencapai bagian cranial saluran reproduksi.  Saluran reproduksi kuda betina berbentuk tubular seperti huruf “Y”. Perineum, vulva, vagina dan serviks membentuk serangkaian pelindung bagi struktur yang lebih halus di bagian lebih dalam (uterus, tuba fallopi dan ovarium) yang berfungsi untuk memproduksi gamet, fertilisasi dan perkembangan embrio.