Langsung ke konten utama

Pericarditis Traumatica pada Sapi


Distensi vena jugularis dan udema regio dada

Pericarditis merupakan peradangan pericardium disertai dengan akumulasi produk radang berupa serosa atau fibrinosa. Pericarditis pada sapi umumnya diakibatkan oleh adanya benda asing pada retikulum kemudian menembus dinding retikulum, diafragma dan kantong pericardium. Gejala utama pericarditis adalah tachycardia, suara jantung meredup dan tidak sinkron, distensi vena jugularis dan submandibularis, udema pada dada dan ventral abdomen. Tes glutaraldehyde merupakan alat diagnosis penting karena menunjukkan positif pada >90% sapi penderita pericarditis. Temuan tes laboratorium yaitu leukocytosis dan hyperfibrinogenaemia (menunjukkan peradangan), peningkatan aktivitas enzim hati (kongesti pada hati). 



Radiografi thoraks dan reticulum sering menunjukkan adanya benda asing pada bagian cranial retikulum. Pada beberapa kasus ditemukan adhesi massa fibrinopurulenta yang mengaburkan sudut jantung, siluet jantung dan ventral diafragma. Ultrasonografi merupakan metode yang dipilih untuk mendiagnosa dan dicirikan oleh adanya effusi pericardial. Adanya deposit echogenic dan massa fibrin terlihat pada epicardium dan ventrikel jantung terbungkus oleh effusi. Effusi pleura yang parah biasanya terlihat jelas. Diagnosa banding untuk sapi yang mengalami distensi vena jugularis dan tachycardia adalah kelemahan jantung kanan akibat kausa lain. Distensi vena jugularis tanpa gejala kelemahan jantung kanan dapat terjadi akibat obstruksi atau kompresi vena cava cranial. Prognosis pericarditis umumnya buruk dan metode pericardiocentesis atau pericardiotomy tidak cukup membantu menangani. Oleh karena itu, eutanasia secara manusiawi dan cepat disarankan untuk sapi penderita traumatic reticuloperitonitis. Diagnosis definitif traumatic reticuloperitonitis tidak dapat hanya berdasar pada tanda klinis saja, untuk itu diperlukan radiografi dan ultrasonografi thoraks dan reticulum untuk penegak diagnosa.
Abduksi kaki depan.



Tes Kesakitan Sederhana
Tes kesakitan berdasarkan metode Rosenberger terdiri atas back grip test (uji gumba), pole test (uji alu) dan palpation for tenderness (uji tinju). Uji gumba dilakukan dengan cara melipat kulit bagian gumba sampai terangkat sehingga hewan akan bereaksi merunduk. Tes gumba akan menunjukkan kesakitan pada hewan apabila ada adesi fibrinous pada organ di daerah bwah gumba. Uji alu dilakukan menggunakan kayu atau bambu atau benda lain seperti alu kira-kira berukuran 1-2 meter yang diletakkan pada bagian xiphoid digunkan untuk mengangkat hewan, dilakukan oleh dua orang. Uji tinju dilakukan dengan menekan daerah lapangan retikulum.

Sumber: 
Braun U. Traumatic pericarditis in cattle: Clinical, radiographic and ultrasonographic findings. The Veterinary Journal 182 (2009) 176–186.
Ghanem MM. A comparitive study on traumatic reticuloperitonitis and traumatic pericarditis in Egyptian cattle. Turk. J. Vet. Anim. Sci. 2010; 34(2): 143-153.

Komentar

Blogger mengatakan…
Did you know there's a 12 word sentence you can say to your partner... that will trigger intense emotions of love and instinctual appeal to you deep inside his heart?

That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, treasure and protect you with his entire heart...

12 Words That Fuel A Man's Love Response

This impulse is so built-in to a man's mind that it will make him work better than before to make your relationship the best part of both of your lives.

As a matter of fact, fueling this powerful impulse is so mandatory to getting the best ever relationship with your man that the second you send your man one of these "Secret Signals"...

...You'll instantly notice him open his heart and mind for you in a way he haven't expressed before and he will perceive you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly attracted him.

Postingan populer dari blog ini

HERNIA ABDOMINALIS PADA KUCING

Gambar 1. Hernia abdominalis kucing dan luka post-operasi.   Tujuan studi ini adalah memaparkan kasus bedah pada hewan kecil. Seekor kucing domestik dengan anamnesa terdapat luka dan penonjolan pada abdomen ventral mesogastrikus, dengan bobot badan 2,5 kg, suhu tubuh 38,8ÂșC, frekuensi nafas 32x/menit, frekuensi nadi 96x/menit. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan bahwa penonjolan abdomen bagian ventral mesogastrikus terdapat cincin hernia. Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan hematologi, dan berdasarkan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan hematologi kucing ini didiagnosa menderita hernia abdominalis dengan prognosa fausta. Terapi yang diberikan untuk kasus ini adalah teknik bedah dengan laparotomi medianus, dan setelah dilakukan penyayatan di abdomen, diperoleh cincin hernia berukuran kurang lebih 1,5 cm. Penutupan cincin hernia dengan teknik operasi laparotomi merupakan cara yang tepat untuk menangani kasus ini karena dapat dimungkinkan cincin hernia semakin membesar. Kata

TEKNIK DAN PRINSIP RADIOGRAFI THORAK PADA HEWAN KECIL

Pendahuluan Sejak ditemukan pada tahun 1895,  sinar X telah diaplikasikan untuk kepentingan gambaran hewan kecil. Peralatan sinar X yang digunakan untuk pemeriksaan hewan kecil perlu tingkatan resolusi yang lebih tinggi. Radiografi thorak merupakan peralatan penting dalam pemeriksaan penyakit thorak maupun sistemik. Radiografi umumnya mudah, namun teknik yang teliti sangat diperlukan untuk menjamin perolehan kualitas film yang tinggi dan menghindari kesalahan diagnosa. Daerah thorak merupakan bagian yang sangat sulit untuk diinterpretasikan. Indikasi Indikasi radiografi thorak yaitu pemeriksaan penyakit intratorak dan pemeriksaan dan screening penyakit sistemik. Radiografi thorak digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan penyakit, lokasi penyakit, tipe lesio dan tingkat lesio, memberikan rincian diagnosa dan diferensiasinya dan mendokumentasikan perkembangan lesio.