Day Old Foal (Foto Pribadi) |
Ovulasi ganda dapat terjadi pada kuda. Tingkat ovulasi ganda dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, status reproduksi, usia dan manipulasi farmakologis dari siklus estrus. Kejadian spontan ovulasi ganda bervariasi antara sekitar 2% pada poni dan 25% pada thoroughbred. Ketika dua folikel dominan (dua folikel> 28mm) berkembang dalam gelombang folikel yang sama, ovulasi ganda terjadi pada sekitar 40% dari kuda (Ginther et al. 2008). Ini dapat terjadi serentak (dalam waktu 12 jam), namun interval sampai dua hari dan lebih telah dilaporkan antara ovulasi dan dapat menyebabkan pembentukan kebuntingan kembar. Pada 2,5 hari sebelum ovulasi, tingkat pertumbuhan folikel dominan dalam kuda berovulasi ganda lebih rendah daripada kuda berovulasi tunggal mengakibatkan diameter folikel praovulasi lebih kecil pada kuda berovulasi kembar. Rendahnya pertumbuhan folikel terkait dengan konsentrasi FSH lebih rendah, kemungkinan besar karena konsentrasi estradiol yang lebih tinggi dari dua folikel preovulatori (Ginther et al. 2008).
Kejadian kebuntingan kembar kuda pacu di Indonesia kurang lebih sebesar 6,32%. Kebuntingan kembar pada kuda Thoroughbred di Jerman yang dilaporkan oleh Merkt dan Jöchle pada tahun 1993 sebesar 2,5% dari 27.465 kebuntingan selama kurun waktu antara 1967 dan 1992. Namun, angka ini menurun dari 2,7% sebelum 1984 menjadi 1,7% pada tahun berikutnya. Sedangkan laporan Sharma et al. (2010) angka kebuntingan kembar 10.70% dari total kebuntingan. Kebuntingan kembar kuda Thoroughbred di Polandia sebesar 3,3% pada tahun 1952-1976. Sebanyak 73% dari kuda bunting kembar tersebut terjadi abortus sebesar 73%, still birth sebesar 11% dan yang hidup sebesar 16% (Deskur 1985). Kebanyakan kebuntingan sebesar 57,57% secara unilateral dan 41.50% secara bilateral.
Gambaran ultrasonografi uteus kuda dengan kebuntingan kembar ditandai dengan adanya dua vesikel dalam satu kantong plasenta (kembar identik) (Foto Pribadi). |
Beberapa kasus kebuntingan kembar diindikasikan sebagai akibat sinkronisasi estrus menggunakan PGF2α. Penggunaan PGF2α dapat memicu ovulasi lebih dari satu folikel apabila ada lebih dari satu folikel dengan diameter lebih dari 25 mm. Hal ini telah diteliti oleh Veronesi et al. (2003) bahwa penggunaan hormon untuk sinkronisasi seperti hCG, PGF2α atau kombinasi hCG dan PGF2α dapat menginduksi kebuntingan kembar. Selain itu penelitian embrio transfer oleh Mancill et al. (2011) menyebabkan kebuntingan kembar monozigotik yang kesemuanya mengalami kematian. Umur yang sudah tua (lebih dari 16 tahun) menunjukkan kecenderungan kebuntingan kembar lebih tinggi dibandingkan dengan kuda yang lebih muda (Deskur 1985).
Penelitian yang dilakukan Ginther (1987) menunjukkan bahwa ukuran vesikel antara kuda dengan satu ovulasi dan kuda dengan lebih dari satu ovulasi tidak menunjukkan perbedaan signifikan pada hari ke-14. Penghilangan atau enukleasi yang dilakukan oleh Merkt dan Jöchle (1993) pada salah satu embrio dari 69 kasus memberikan hasil terbaik jika dilakukan pada hari ke-21 hingga 26 kebuntingan dan menghasilkan 80% keberlangsungan gestasi. Pemeriksaan USG oleh Ginther (1989) setelah enuklesi menunjukkan reduksi embrio meningkat secara signifikan ketika vesikel fiksasi secara unilateral, bukan bilateral, dan ketika ukuran vesikel tidak setara diameternya. Selain itu juga perlu diperhatikan porsi terbesar dari dinding kantong kuning telur, kantong alantois atau vaskularisasi berada pada vesikel atau endometrium. Reduksi embrio pada porsi dinding embrio yang lebih besar menempel pada endometrium mengakibatkan embrio kekurangan asupan maternal dan akan mengalami regresi. Pembatasan asupan pakan untuk menghindari kebuntingan kembar dengan cara melemahkan konseptus sulit untuk dikelola. Pengurangan asupan pakan selama satu siklus sebelum kawin pada tiga kuda dengan sejarah kebuntingan kembar menghasilkan lima kebuntingan dari lima percobaan (Merkt dan Jöchle 1993).
Referensi
Deskur S. 1985. Twinning in Thoroughbred mares in Poland.
Theriogenology 23:711-718.
Ginther OJ, Gastal EL, Gastal MO, dan BegMA. 2008. Dynamics
of the equine preovulatory follicle and periovulatory hormones: what's new? J.
Equine. Vet. Sci. 28: 454–460.
Ginther OJ. 1987. Relationships among number of days between
multiple ovulations, number of embryos, and type of embryo fixation in mares.
J. Equine. Vet. Sci. 7: 82-88.
Ginther OJ. 1989. Twin embryos in mares II: post fixation
embryo reduction. Eq. Vet. J. 21: 171–174.
Mancill SS, Blodgett G, Arnott RJ, Alvarenga M, Love CC, dan
Hinrichs K. 2011. Description and genetic analysis of three sets of monozygotic
twins resulting from transfers of single embryos to recipient mares. J. Am.
Vet. Med. Assoc. 238:1040-1043.
Merkt H, dan Jöchle W. 1993. Abortions and twin pregnancies
in thoroughbreds: Rate of occurrence, treatments and prevention. J. Equine.
Vet. Sci. 13:690-694.
Sharmaa S, Dhaliwal GS, dan Dadarwal D. 2010. Reproductive
efficiency of Thoroughbred mares under Indian subtropical conditions: A
retrospective survey over 7 years. Anim. Reprod. Sci. 117: 241–248.
Veronesi MC, Battocchio M, Faustini M, Gandini M, dan
Cairoli F. 2003. Relationship between pharmacological induction of estrous
and/or ovulation and twin pregnancy in the Thoroughbred mares. Domest. Anim.
Endocrinol. 25:133-140.
Wolc A, Bresińska A, dan Szwaczkowski T. 2006. Genetic and
permanent environmental variability of twinning in Thoroughbred horses
estimated via three threshold models. J. Anim. Breed. Genet. 123:186-190.
Komentar
Plus, making money online using it is as easy as 1-2-3!
This is how it works...
STEP 1. Choose which affiliate products you intend to promote
STEP 2. Add PUSH BUTTON traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
STEP 3. Watch the system explode your list and upsell your affiliate products all on it's own!
Are you ready???
The solution is right here